Wednesday, April 27, 2011

dini hari dikala terjaga

batang kretek yang merah berdarah tinggal tersisa sehisap sebelum panasnya membara dan meredup. disebelahnya bertengger dua batang yang menunggu dieksekusi. hidung tidak bersahabat, mulut masih berair, papan ketik masih menyala seiring bunyi berputar yang nyaris mengalahkan musik yang diputar. sambil menghisap asap terakhir aku membuat bunyi-bunyi ketik diatas papan ini, sebuah media dimana aku bisa membiarkan otak yang tidak bekerja agar sedikit berputar. papan ini bukanlah punyaku, melainkan punya karibku yang sedang berpose disebelah. mungkin sedang memimpikan pacarnya yang dirahasiakan itu. sayup-sayup terdengar suara bapak-bapak berbicara, berbicara apa aku tak tahu, biasanya tak lama setelah bicara ia akan menyanyikan panggilan sholat, yang biasanya tak ku gubris.

batak kretek kedua telah dinyalakan, nasibnya tak lama lagi akan seperti teman disebelahnya yang sudah hilang guna. memangnya apa gunanya? mungkin seperti pemacu bagi otak, yang memacu performanya tapi sekaligus menghancurkan juga.

paragraf pembuka sudah terlempar dua buah, tapi sebenarnya aku masih bingung ingin menulis apa, seperti yang kutulis di paragraf satu tadi memang tulisan ini hanya untuk memutar sedikit otak yang sedang diam. aku melihat seperangkat alat musik petik di sebelah kiri ku, yang dawainya terlepas, dan sekarang bergoyang-goyang diembus oleh kipas angin. sangat tidak merangsang untuk memainkannya sekarang. jam menunjukkan pukul 5:25, kulihat sedikit keluar matahari belum mau menunjukkan kepalanya yang plontos. masih ada 2 jam sebenarnya bagi ragaku untuk beristirahat. kenapa aku malah memilih untuk menuangkan nyawa di atas papan ketik ini? mungkin karena ia, yang tulisannya menginspirasiku.

aku jarang melihat ia, pertama kalinya sewaktu di kantin ia bertemu dengan karibku yang satu lagi, dan waktu itu pula karibku itu menceritakan pemikirannya. menarik, pikirku. tapi yasudahlah, tidak ada rasa bagiku untuk secara menggebu-gebu mencari tahu tentang ia. sekali waktu karibku yang sedang ngiler disebelah ini menunjukkan profile twitternya. dan ada link
menuju blognya. yang desainnya cukup menarik, ia tetap percaya pada alat-alat konvensional walaupun zaman telah mengizinkan ringannya berkarya.

ia berteriak dalam tulisannya. tidak dengan menggunakan tanda seru, tapi dengan rangkaian kata yang memilukan. brilian menurutku. betapa rangkaian kata-katanya mudah untuk dibaca, dan sekaligus menusuk rasa dan akal.

aku tidak mengenal ia, cukup mengetahui dan mengagumi.

ternyata akhirnya tulisan ini tentang ia. memalukan memang jika kelak tulisan ini dibaca olehnya, tapi yasudahlah, masih cukup lama waktunya untuk menenggelamkan karya ini dengan postingan lain. kini saatnya memerangi diri sendiri untuk tidak tidur kembali. jam menunjukkan 5:48. masih ada 2 jam dan 12 menit sampai aku harus berada di kampus dan beraktivitas.

No comments:

Post a Comment